Thursday, September 11, 2014

HADITS: SUATU ZAMAN KETIKA MENUSIA TIDAK PEDULI HALAL DAN HARAM

Alhamdulillah, setelah sekian lama akhirnya bisa “memaksakan diri” untuk kembali menulis agar bisa di publish di blog Artikel Ekonomi Islam. Pada kesempatan ini, saya akan mencoba berbagi sebuah hadits tentang “Suatu Zaman Ketika Manusia tidak Peduli Halal dan Haram”. Sebelumnya, tulisan bertemakan hadits muamalah yang terakhir saya buat dan dipublikasikan yaitu berjudul “2 Akad dalam 1 Transaksi” yang bisa di akses pada http://goo.gl/QjU651.
Kembali ke tulisan yang akan saya bahas. Tulisan ini disusun persis setelah iseng membaca untuk mengisi waktu luang, ternyata saya menemukan sebuah hadits yang isinya lumayan mencengangkan. Berikut isi hadistnya:
HADITS: SUATU ZAMAN KETIKA MENUSIA TIDAK PEDULI HALAL DAN HARAM
Shahih Bukhari 1918: Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dza'bi telah menceritakan kepada kami Sa'id Al Maqbariy dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan datang suatu zaman pada manusia yang ketika itu seseorang tidak peduli lagi tentang apa yang didapatnya apakah dari barang halal ataukah haram".
Sebelum membahas isi hadits, saya akan sedikit menyinggung mengenai sanad hadits yang nantinya bisa menentukan derajat hadits ini. Hadits nomor 1918 dalam kitab hadits Shahih Bukhari menurut pandangan ulama hadits (ijma’ ulama), termasuk dalam kategori hadits shahih. Jika melihat rowi hadits, salah satu perowi ada yang berstastus Matruk (Matruk ialah Perawi yang dituduh berdusta, atau perawi yang banyak melakukan kekeliruan, sehingga periwayatanya bertentangan dengan periwayatan perawi yang tsiqah. Atau perawi yang sering meriwayatkan hadits-hadits yang tidak dikenal (gharib) dari perawi yang terkenal tsiqah). Selain itu, semua rowi memiliki predikat tsiqah ‘adil, bahkan ada yang tsiqah hafidz. Akan tetapi, hadits ini memiliki hadits pembanding yang bisa memperkuat kekuatan hadits ini. Mungkin ini salah satu pertimbangan ulama hadits untuk memberikan predikat shahih pada hadits ini. Perkara shahihnya itu shahih lidzatih, maupun la lidzatih, itu lain soal.
Masuk pada kandungan makna hadits. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Rasulullah adalah manusia yang dimaksum. Setiap perbuatan beliau mendapat supervisi dari Allah SAW. Beliau juga merupakan manusia yang telah diberi wahyu, sehingga setiap contoh perbuatan yang beliau tunjukkan merupakan blueprint manusia paling sempurna. Begitupun dengan perkataan beliau, yang hampir bisa dipastikan benar, serta mengandung faedah baik secara duniawi, bahkan ukhrowi. Hadits ini mengandung informasi bahwa “Akan datang suatu zaman pada manusia yang ketika itu seseorang tidak peduli lagi tentang apa yang didapatnya apakah dari barang halal ataukah haram”. Sebagai seorang muslim, tentu informasi ini sangat mengerikan. Mengapa? Karena itu berarti manusia sudah ditak peduli lagi dengan ajaran agama. Padahal sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Islam adalah “way of life”. Apa jadinya hidup tanpa berIslam?
Semoga tulisan ini bisa menginspirasi kita semua untuk senantiasa memegang nilai-nilai Islam, agar kemudian menjadi subjek yang memiliki peran supaya manusia yang ada di bumi tetap memegang teguh nilai-nilai Islam.

No comments:

Post a Comment